Bisnis keluarga Kalla bermula dari usaha sarung sutra di Makassar tahun 1964.
Sarung sutra dipasok kekota-kota di Sulawesi dan Indonesia Timur.
Bisnis mereka merambah kejual beli hewan dan pakan ternak.
Badai krisis 1965 membuat bisnis keluarga Kalla ikut menggelepar.
Jusuf Kalla mulai mengurus usaha keluarga.
Tangannya tergolong dingin.
Perlahan bisnis itu berkembang kebidang angkutan, ekspor plastik, cokelat, udang, jual beli mobil dan lain-lain.
Kemudian mereka merambah ke Jawa.
Berbasis di Jakarta, mereka bergerak kesektor konstruksi bangunan, jembatan , perkapalan, transportasi, kelapa sawit dan telekomunikasi.
Dibawah bendera PT Bukaka , imperium keluarga Kalla melar dalam 12 anak usaha.
Semua berkat keuletan berdagang, ditopang lobi politik yang liat.
Krisis ekonomi 1998 , Group Bukaka terpaksa menghentikan sejumlah proyek dan memberhentikan ratusan karyawan.
Tapi benteng bisnis di Makassar membuat tetap bertahan.
Hampir semua bahan baku bisnis mereka berbasis lokal.
Dan diekspor kesejumlah negara.
Bisnis mereka terus membesar , bisnis plastik, udang , cokelat, dan rempah-rempah.
Setelah krisis berlalu, mesin bisnis di Jawa kembali menderu.
Bukaka kembali membangun konstruksi, gedung raksasa, perkapalan, telekomunikasi, pembangkit listrik tenaga ir.
Sejumlah suara menuding, bisnis keluarga Kalla melaju setelah Jusuf Kalla menjadi Wakil Presiden.
Jusuf Kalla membantah keras soal keterkaitan bisnis keluarga dengan jabatannya.
Jusuf Kalla berada diurutan ke 30 orang terkaya di Indonesia.
Kekayaannya ditaksir Rp 2,1 triliun.
Grosir busana muslim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar