Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket
    Selamat Datang di Blog www.HarrySuharto.blogspot.com
    Kepada seluruh rekan-rekan, bagi yang ingin berdagang pakaian atau yang sudah berdagang pakaian, kami bergerak di bidang grosir pakaian online.

    Menawarkan pada rekan-rekan pakaian wanita: Atasan Fashion, Jeans, Kaos, Batik, Celana, Baju tidur, Busana Muslim, Jaket, Jilbab, Kemeja, Kimono, Manset, Pakaian renang muslim dll. Pakaian pria: Baju koko, Celana, Jaket, Kaos, Kemeja dll Dengan harga termurah.

    Kunjungi situs kami di www.Tanah-Abang.NET.
    Jika www.tanah-abang.net tidak bisa dibuka, silakan akses presentasi kami di halaman Grosir Pakaian di blog ini.


    Alamat Kantor:

    Mangga Dua Square, Lt B 1, No. 161. Jl. Gunung Sahari Raya No. 1, Jakarta.

    Telp. (021) 8511727, 70780020, 99933273

Selasa, 26 Agustus 2008

LIHAN

INTAN PUTERI MALU

Lahir di Liang Aggang , Banjar Baru, Kalimantan Selatan , 9 Juli 1974.

Tahun 1995 menjadi guru honorer di Pesantren Darul Hijrah, desa Cindai Alus.
Honornya Rp 1.500 perjam. Hanya cukup untuk dirinya .

Setelah menikahi Jumrotul Adawiyah , pada 1997, penghasilannya tidak cukup untuk menghidupi keluarga.

Lihan mencoba bisnis jual beli mobil, tapi bangkrut.
Kemudian menjadi makelar jual beli intan.
Namun usaha ini juga tidak langgeng setelah pemilik modal membawa kabur seluruh keuntungan.Lihan kembali menjadi guru honorer.

Tahun 1999 Lihan kembali berbisnis intan .
Namun posisinya sekarang sejajar , tidak lagi sebagai makelar.
Temannya menyediakan modal , Lihan yang menjalan bisnis.
Keuntungan dibagi dua.

Berkat keuletannya, usaha Lihan berkembang pesat.
Omsetnya mencapai Rp 60 milyar.
Setelah sukses berbisnis intan lewat PT Tri Abadi Mandiri, ia merambah bisnis lain.
Gerai pisang goreng"Aneka Rasa", rumah makan Ayam jamur, TV kabel CV Ira Visual Multimedia, distributor mesin cetak digital, percetakan, bisnis penerbangan kerjasama operasional dengan PT Merpati Airlines, penyewaan helikopter dll.

Lihan membeli intan seberat 40 gram yang ditaksir 200 karat, seharga 3 milyar.
Diberi nama "Puteri Malu".

Salam sukses selalu..
Grosir pakaian wanita, pria

Minggu, 17 Agustus 2008

INDONESIA DIJAJAH KKN

KKN MASALAH BANGSA

Hari ini hari kemerdekaan RI yang ke 63 tahun.
Tetapi bangsa Indonesia masih dijajah KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme).

Sebelum KKN berhasil diberantas , kita tidak bisa memecahkan masalah apapun dengan memuaskan.

Contoh:

-Investasi oleh pengusaha dalam negeri tidak kunjung datang karena kalah bersaing dengan barang impor.
Produsen lebih untung menutup pabriknya dan berusaha terus sebagai importir barang sejenis .
Mengapa kalah bersaing?
Kita sudah lama mengetahui bahwa ekonomi Indonesia adalah ekonomi biaya tinggi.
Harga pokok untuk barang apapun lebih tinggi daripada harga pokok yang sama buatan luar negeri.
Karena terlampau banyak pungutan liar dan terlampau banyak pemerasan oleh aparat negara (KKN).

-Investasi Luar Negeri tidak datang, karena tidak ada kepastian hukum .
Kepastian hukum tidak ada karena dari penyidikan sampai vonis hukum dijadikan ajang komersial, sehingga yang membayar lebih banyak yang menang.
Jadi penyebab tidak adanya kepastian hukum adalah KKN.

-Beberapa gelintir konglomerat jahat pemilik bank menggelapkan uang masyarakat yang disimpan dibanknya, sampai banknya bangkrut.
Pemerintah menutup bolongnya dengan menerbitkan surat utang dalam jumlah yang luar biasa besarnya.
Jadi konglomerat jahat mencuri uang rakyat yang dipercayakan kepadanya.
Dengan suap menyuap , pejabat yang berkuasa menggunakan uang rakyat hasil pajak untuk menutupinya.
Kepada konglomerat jahat diberikan Release and Discharge.
Pejabat menciptakan dalih bahwa itu semua biaya krisis, bukan akibat penggelapan!!!.
KKN telah menguras uang negara dalam jumlah besar, karena bolongnya perbankan ditutup dengan surat utang pemerintah.

Contoh-contoh tersebut dapat kita teruskan dengan masalah apa saja.
Apapun yang kita rasakan sebagai masalah , kalau kita telusuri akarnya , kita akan dihadapkan pada KKN.

Seperti apa program konkret pemberantasan KKN , yang bukan retorika, yang bukan slogan?

Tunggu tulisan saya berikutnya....